Sunday, October 17, 2010

Permasalahan UASBN Terkait Modus

Assalamu’alaikum wr.wb.

Berbicara statistika itu kompleks. Bisa dari yang sangat mudah, sampai dengan yang susah. Yang yang sepele sampai yang sangat rumit. Contohnya yang saya temui beberapa hari ini. Ketika berbicara di depan para guru pemandu SD, LUAR BIASAAA…, antusias sekali mereka. Bahkan bahasan serupa MODUS-pun bisa sibuat sedemikian heboh. Mari kita ikuti.

Dalam Suharsimi (2006:34) dikatakan bahwa modus adalah NILAI YANG PALING SERING MUNCUL. Tapi sesungguhnya apa itu nilai? Saya langsung akan mengaplikasikan pada soal berikut ini.

*) Pada hari minggu ini, Andi membeli 4 batang pensil, 5 buah pulpen, 9 butir telur dan 6 bungkus mie instant. Tentukan modus dari barang yang dibeli Andi pada Minggu ini!

Pada bahasan Senin, 11 Oktober 2010, beberapa guru menyatakan, “Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab, karena tidak ada modusnya!”, namun ada pula yang menjawab, “Tentu bisa, itu jawabnya 9.”

Saya mencoba menengahi bahwa soal tersebut saya adopsi dari soal yang setara pada tahun sebelumnya yang berbunyi demikian,

**) “Dari 40 orang siswa kelas 6 di SD Makmur, 25 diantaranya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, 15 siswa berangkat dengan cara bersepeda, dan sisanya berangkat ke sekolah dengan diantar. Apakah modus dari cara berangkat siswa kelas 6 SD Makmur ke sekolah?”

Dan pertanyaan tersebut ada jawabnya, yaitu dengan berjalan kaki. Tentu saja, pernyatan **) tersebut di atas dapat pula digambar diagram batangnya, sebagai berikut:

Yak, betul sekali, data yang dapat digambar diagram batangnya adalah data yang nilainya seragam. Pada pernyataan **) data yang dimiliki adalah data cara siswa berangkat ke sekolah. Data tersebut adalah berjalan kaki, bersepeda, dan diantar. Data yang demikian dinamakan data ordinal, artinya masing-masing unsur data tidak merupakan urutan. Dan nilai yang dimiliki data tersebut adalah kuantitas dari siswa yang melakukan hal tersebut di SD Makmur. Jadi nilai data berjalan kaki adalah 25, nilai data bersepeda adalah 15 dan seterusnya.

Jadi, saya simpulkan, setelah melalui diskusi dengan rekan sejawat di kampus, bahwa pertanyaan *) dapat diselesaikan, dan modusnya adalah Telur, yang dibeli sebanyak 9 butir. Mengapa bisa? Karena pada data ordinal yang difokuskan adalah kuantitas (di bahasa Jawa disebut dengan CACAH). Jadi perbedaan satuan butir, dan buah tidak perlu dipertanyakan. Berbeda kalau satuan tersebut kilogram dan buah, misal barang yang dibeli adalah mie instant dan beras, maka kedua barang tersebut JELAS TIDAK DAPAT DIBANDINGKAN. Diagram batang untuk pertanyaan *) adalah sebagai berikut.

Dengan demikian kesalahan telah diperbaiki, semoga dapat membantu.

1 comment:

  1. Matematika Pusing juga ya. Terimakasih sudah berbagi . .

    ST3 Telkom

    ReplyDelete

Artikel Lainnya